Friday, November 30, 2012

Daddy (reallyyyy) Look a Like

Ibarat kata nih ya, 9 bulan gue mengandung dan melahirkan kembarannya sang suami.

Bentuk alis, mata belok, bibir keriting, bentuk muka dan untuk melengkapi, belahan dagu Mas Arya sama persis dengan ayahnya. He is my husband in mini version.

Agree people ? ;)

New Mommy Daily Activity

Ketik Reg spasi KegiatanDhiesta&Arya, buat tau kegiatan kami :D

Æ—Æ—É‘Æ—Æ—É‘Æ—Æ—É‘ ngimpeei jadi arteis.

Btw this is how I spend the new chapter of my life with little angel by my side.

05.00 - 06.30 : Mas Arya bangun pagi, udah kaya punya weker alami deh dia, biasanya gue masih ngorok, dibangunin dia yang kuget-kuget sambil ngeluarin suara-suara erangannya yang lucu itu *mamake narsis* :p. Dilanjut dengan mimik susu. Dan tidur lagi :D

06.30 - 07.00 : Ibu Sarapan pagi

07.00 - 08.00 : Jemur Mas Arya
Kebetulan rumah kami belum berkanopi dan cuma ada satu pohon mangga yang tidak terlalu rindang, jadi sinar matahari dengan leluasanya bisa masuk ke teras rumah. Cukup satu langkah menjejakkan kaki dari pintu utama, gue udah bisa menjemur mas Arya sambil duduk di kursi kayu teras. Nah moment ini biasanya gue gunain buat ambil upilnya Mas Arya pake cotton bud khusus bayi & mijetin dia pake baby oil. Sambil moto-motoin dia edisi telanjang deh hehe..

Durasi menjemur setengah jam; 15 menit telentang & 15 menit tengkurep. Tapi biasanya ga terpatok dengan durasi itu sih, kalau mas Arya udah keringetan parah, cegukan (yang mengharuskan gue buat netein dia, karena paling ga tega ngeliat dia cegukan), dan cuaca kurang bersaha bat, takut masuk angin euy :D

08.00 - 09.00 : Mas Arya mandi Pagi
Sebelumnya mas Arya udah mimik dulu, because I want a peaceful & happy take-a-bath moment. Jadi daripada dia menangis seperti di dua minggu pertama usianya, I give him full shots of ASI :D.

09.00 - 12.00 : Mimik Susu dilanjut dengan tidur. Nah ini kesempatan gue buat mandi pagi dilanjutkan dengan meras ASiP. Yep, kenyataan kalo harus balik ngantor di bulan Januari 2013 nanti, mengharuskan gue buat menyetok ASI di rumah, sebanyak & sebisa mungkin. Besides, stok ASI di pabriknya langsung harus dikosongin karena kalo ga rembes-rembes & bengkak. Oiya, kegiatan ini dilakukan sambil nonton infotainment biar tetep apdeit :D

12.00 - 16.00 : Mas Arya bangun & mimik susu, tapi lanjut tidur lagi. Biasanya waktu senggang ini gue isi dengan nulis bahan buat di posting di blog. Nulisnya simple aja, pake notepad di  . Just like I wrote this post :D. Baru deh malemnya, minjem ipon suami buat ngepost. Text editor blogger sekarang ga compatible buat . *ga kece ya*


16.00 - 17.00 : Mas Arya mandi sore dilanjut dengan mimik susu.

17.00 - 20.00 : Ibunya mandi sore sambil nunggu si ayah pulang dari kantor dan makan malam.

20.00 - 22.00 : Mas Arya mimik susu dilanjut tidur malem.

22.00 - 05.00 : Mas Arya bangun & mimik susu, biasanya setiap 2 - 3 jam sekali, bahkan kurang. Kalo udah gini, gue ngezombie sambil netekin dia.

*Daily activity ini berlangsung dari Mas Arya umur 7 hari sampai 1 bulan dan mendekati sempurna, karena gue saklek banget dengan jadwal. Even misalnya Mas Arya masih bobok, tapi udah harus mandi, gue bangunin deh tuh.. Æ—Æ—É‘Æ—Æ—É‘Æ—Æ—É‘ jahaat ya aku :p . Tapi ga lama-lama kok jahatnya, jadwal di atas berubah-ubah sesuai keinginan si Ibu, terutama setelah mas Arya kembung yang bikin dia susah tidur dan dapet info kalau anak juga butuh tidur yang berkualitas.*

Boring? I enjoy it like a lot. Punya anak deh, then u know what I mean :D


Narsis sama anak ganteng ;p

Wednesday, November 28, 2012

Kembung

Satu hari sebelum Adel (my youngest sister) lamaran, Mas Arya nangis kejer banget dengan intensitas cukup sering selama kurang lebih 3 jam.. Mukanya meraaah, karena tenaga yang harus ia kerahkan untuk menangis.


Kami bingung, ada apa nak.

Pasalnya Mas Arya is such a calm quiet boy who seldom cries.. Tangisannya kali ini berbeda, cenderung ke tantrum, keras & melengking.

Setelah alasan bayi menangis; lapar, BaB, kepanasan, kedinginan serta tidak nyaman sudah kami check list betul betul. Kami yakin kalo ada sesuatu yang tidak beres dengan mas Arya.

Mas Arya yang biasanya, kena tetek langsung pules tidur. Kali ini, tidak. Sampai gue pikir, apa tetek gue ini udah ga laku lagii yaa buat dia.. Huuu..

Kami pun langsung googling, begini deh ortu baru tanpa mertua/ortu di sisi, patokannya adalah si mbah google :D. But we're sooo thankful, hal ini ngebuat kami jadi sangat mandiri dan dapat menentukan penanganan yang (menurut kami) terbaik bagi anak kami tanpa intervensi dari kanan kiri (baca mertua & ortu). Ngurus anak pun jadi double seru & nikmat.

Temuan kami klop dengan kondisi mas Arya saat itu; Menangis kejer serta rewel dengan kedua kaki ditarik tarik ke arah perut.

Langsung lah kami cari penanganan tentang anak kembung dari teman dan si mbah Google. Beginilah yang kami dapat :

1. Bakar sedikit daun jarak yang sudah diolesi minyak telon lalu ditaruh di perut anak. (Kami pakai minyak tawon yang dikasih Mba Era, she did the same to her daughters. Katanya lebih manjur)

2. Kalau ga ada daun jarak, parut bawang merah yang dicampur minyak telon lalu olesi di perut anak sambil dipijat perlahan.

3. Olesi minyak telon pada perut, punggung & telapak kaki anak sambil dipijat perlahan. Untuk perut & punggung, pijat dari atas ke bawah agar angin dapat keluar berbentuk kentut.

4. Gendong anak sambil berdiri & berayun, anak menyukai gerakan yang konstan.

5. Dengungkan bunyi 'shuuuu' pada bayi, hal ini membuat mereka nyaman karena bunyi ini menyerupai bunyi pergerakan saluran saat ia di dalam rahim.

Semuanya kami lakukan, just to make him feels better. It's so frustrating, anak lo meronta-ronta kesakitan, but you can do anything to stop the pain.

Sampai akhirnya, kurang lebih 3 jam setelah drama mas Arya menangis kejer, si ibu sedih dan ga tega, ayah yang berusaha tetap logis dan membesarkan hati ibu serta si mba yang siap mensuport segala kebutuhan.

Akhirnya si pangeran kecil, anteng. Entah karena penanganan yang kami berikan, atau karena capek setelah mengeluarkan tenaga extra keras dan menangis.. Ia pun tertidur. Kami pun legaaa..

Kerewelan mas Arya ini berlanjut keesokan harinya, saat acara lamaran Adel (tantenya) berlangsung. Sekeluarga besar kami yang kebetulan orang Jawa, percaya dengan istilah 'Sawan Manten' (Please googling for the exact explanation, susah bok jelasinnya, istilah ini begitu saja terucap di keluarga tanpa penjelasan pasti)

Dukun manten (baca : make up artist yang ngedandanin Adel) sampe ngebedakin mas Arya dan ngasih air untuk diolesi di mukanya. Katanya setelah 'ritual' sederhana ini dilakukan, si anak yang tadinya rewel bakalan anteng. Boro-boro, mas Arya sukses nangis kejer di depan si dukun manten itu.. Maluu dong ya ga berhasil :p

Mas Arya confirm sakit.

Sakit pertamanya di dunia ini...

And it breaks my heart everytime I see him crying :'(
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Thursday, November 22, 2012

Lahirnya Kamu

9 Oktober 2012 - Pkl. 16.35

Tidak lama, dokter Seno mendorong bagian dada gue sebanyak dua kali. Seketika itu juga terdengarlah suara tangisan bayi. Oeeeeeekkk ! Gue cuma bisa tersenyum sambil berkata pelan "Mas Arya", tak terasa air mata pun keluar. Setelah dibersihkan, Mas Arya ditaruh di dada untuk melakukan proses IMD dengan dibantu oleh dokter Rosa, dokter spesialis anak yang bertugas saat itu. Puji Tuhan ASI pertama sudah keluar, mas Arya pun bergerak-gerak sambil dibantu diarahkan oleh dokter Rosa menuju ke arah payudara. Proses itu berlangsung selama kurang lebih satu jam, saat proses finishing cesar masih berlangsung.

Satu hal yang buat gue terenyuh, ketika suster mengangkat mas Arya untuk ditaruh di dada gue, mata kami bertemu. Dia membuka mata belok-nya lebar-lebar seakan-akan ingin mengatakan "Ibuu, ini aku, anak yang sudah lama kau nantikan, yang tiap kali kau ajak bicara serta rawat dengan penuh kasih saat di dalam kandungan. Ibuu ini aku" That was the moment of truth. Ia begitu tampan pikirku & bersinar layaknya malaikat-malaikat di surga. Uhuukk, kalau ingat peristiwa itu sedih lagi karena terharu dan ingiin sekali mengulangnya. Ah manisku mas Arya. Setelah momentum itu, matanya tertutup (lately I realized sampai keesokan harinya) gue jadi semakin yakin bahwa itu adalah 'moment' kami sebagai ibu dan anak.

Selanjutnya gue dan mas Arya diboyong menuju ayahnya serta sanak keluarga yang lain. Di situ sudah ada papah, mertua, bude Christine & Mba Era. Ayahnya begitu bahagia melihat mas Arya untuk pertama kalinya. Anak kami :) Semuanya menyambut dengan bahagia kedatangan mas Arya ke dunia.

Selamat datang anakku sayang, selamat menjadi bagian dari kehidupan kami yang penuh dengan kebahagian dan cinta kasih. Kami berjanji, dan akan berusaha sekuat hati.

Kami jatuh cinta padamu saat itu juga.


.Aryasatya Bisma Pandega.






Behind the Scene - the C Sectio

9 Oktober 2012 - Pkl. 15.00

Dokter Seno datang kembali untuk mengecek keadaan. Dia pun melakukan pemeriksaan dalam lagi, dan dididapatkan baru bukaan 2 saja. Tuhan, sakit luar biasa yang hambamu ini alami sebelumnya, tidak berarti apa-apa. Diskusi dengan dokter, gue lakukan dengan tersengal-sengal karena menahan sakit. Dokter mengajukan opsi cesar karena air ketuban yang sudah pecah sementara tidak ada kontraksi yang signifikan dari rahim. Mau ditunggu sampai jam 9 malam pun, dokter Seno mengatakan tidak akan ada pembukaan berarti. Gue masi bersikeras untuk tetap lahiran normal, sementara Mba Era berkali-kali meminta sambil sedikit terisak untuk cesar saja sesuai anjuran dokter dengan mempertimbangkan kondisi ibu & bayi. Dia ga tega ngeliat gue menahan sakit yang luar biasa itu. Dokter Seno mengatakan ia dan suster-suster lainnya memuji perjuangan gue dan memberikan nilai 10 karena tidak sedikitpun gue menjerit dan bisa tetap tenang sedari mules pertama.

Akhirnya setelah berdiskusi cukup panjang, dan meminta restu suami, akhirnya kami memutuskan untuk cesar. Maafkan ibu ya nak, karena harus memaksamu keluar, tapi ini untuk kebaikan kita berdua.

Kembali gue diminta untuk menandatangi pernyataan persetujuan untuk cesar. Segera setelahnya, suami mengurus administrasi sementara itu para tenaga medis menyiapkan peralatan serta ruangannya. Setengah jam berlalu, gue pun diboyong ke ruang operasi. Perasaan tidak menentu saat itu, takut, gelisah, tidak bertenaga, lelah serta sakit mules karena induksi yang masih melanda. Jujur, I didn't prepared for this. Kelas senam hamil yang gue lakuin, terpaksa harus berakhir di gagal ujian. Maaf ya, suamiku dan terutama anakku karena tidak sesuai rencana kita.

Gue pasrah kemana suster membawa, dan baru sadar sudah mendekati ruang operasi saat dokter anestesi memperkenalkan diri sambil membaca data diri gue dan menanyakan gue yang bekerja di Hotel Borobudur. Ga satupun kata yang bisa terucap untuk meladeni dokter itu. Capeee dan ngantuk luar biasa. Persiapan operasi pun dilakukan, sudah ada dokter Seno serta tenaga medis lainnya. Hanya suara mereka saja yang dapat gue deteksi, karena gue minta untuk menutup muka gue supaya tidak perlu menyaksikan proses yang mereka lakukan. Gue takut parno. Gue takut saat itu.

Prosesi dimulai saat dokter anestesi menyuntikkan bius di belakang tulang punggung gue. Awalnya sempat terkejut, sampai bergidik, sehingga dokter harus mengulang, tetapi setelahnya berjalan mulus. Malahan gue pikir tidak terasa sakit. Induksi ngebuat mati rasa terhadap rasa sakit yang lain, sakitnya induksi melebihi sakit apapun. Sekujur badan pun mulai tidak terasa, pertama kaki, menjalar ke bagian perut kemudian tangan. I can't feel anything. Kedinginan mulai merayapi tubuh, sampai menggigil tak terkira. Dinginnya dasyat !

Proses cesar pun berlangsung, tanpa gue bisa merasakan apapun atau melihat apapun. Ya sesuai rekuest, kepala gue ditutupi sebuah kain. Gue sempet denger dokter Seno bilang "Perutnya sudah berbentuk bayinya" karena air ketubannya sudah pecah, Ya Tuhan, itu anakku, kasihan sekali dia, harus berlama-lama di dalam rahim ibunya tanpa air ketuban yang memadai :'(.



Prosesi di Kamar Bersalin

9 Oktober 2012 - Pkl. 1.00

Mules setiap 5 menit terjadi, suster pun mulai melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui sudah pembukaan berapa. Pemeriksaan dalam ini berarti vagina lo dimasukin tangan suster setelah sampe ke mulut rahim diutek-utek (dirogoh-rogoh) dengan jari telunjuk dan jari manis dibentangkan sampai sebesar mana bisa terbentang (nah loh gmn tuh.. ). Suster yang ngelakuin ini kebetulan agak berbadan besar, jarinya juga besar dong yaa.. Gue yang baru pertama kali, agak merintih kesakitan sambil megangin kasur serta berkali-kali memohon ke suster supaya segera berhenti. Kata suster, sudah pembukaan 4. Seneng dong guee.. Dari bukaan 1 sampe 4 gini ga berasa mules-mules amat. Gue malah mikir, gini doang nih lahiran, yang katanya sakit banget itu « Songong yaa » seriuss tapi ini yang gue alamin..

Kebetulan di kamar bersalin itu ada jumping ball. Kata suster instead of cuma tiduran & berdiam diri sambil menahan mules yang melanda, lebih baik gue enjot-enjotan untuk mempercepat bukaan. Gue pun ngelakuin what she said, and apparently it reduce the pain too, malah bisa ngobrol-ngobrol sama susternya & taruhan soal jam berapa anak gue bakal lahir. Gue nebak jam 7 pagi sementara si suster jam 10 pagi, and I promised her if she's correct I'll treat her Jco.

Detak jantung anak gue pun diperiksa, hasilnya hampir sama seperti pemeriksaan di RSCM, detaknya ga akseleratif. Sampe suster berkali-kali menggoncang perut gue supaya ngebangunin mas Arya yang mungkin lagi tertidur, pun setelah ini dilakuin, hasilnya tetep sama. Denyut jantung cenderung konstan. Datar :(

9 Oktober 2012 - Pkl. 3.00
Suster kedua datang untuk mengecek perkembangan sudah pembukaan berapa sekarang. Kalo suster yang pertama agak gendut, suster yang kedua ini singset, sehingga jari-jari kecilnya sangat terasa menusuk ke vagina dalam. Rasanya tajam. Lagi-lagi gue merintih kesakitan. Setelah dicek, hasilnya baru bukaan 2. Woott? Kok ga maju malah turun? Ternyata suster yang pertama salah memeriksa. Jarinya yang gendut & pendek ternyata ga menjangkau sampai ujung vagina. Huhuu, jadi sakit yang pertama agak sia-sia donngg huhuu..

Pkl. 05.00

Dr. Seno datang. Masih ingat setelan kemeja batik yang dipakainya, gue pun menggodanya dengan sebutan Bpk. Lurah hehe. Tanpa tedeng aling-aling dokter Seno melakukan pemeriksaan dalam. Kali ini jauh lebih smoootth dari 2 suster sebelumnya. Gawd ! Tanpa rasa sakit & cepat sekali. Kalo dua suster sebelumnya harus meraba-raba dulu yang ngebuat pemeriksaan jadi semakin sakit dan lama. Dokter Seno langsung tepat ke sasaran. Mungkin karena dia laki-laki ya jadi lebih handal yaa *Loh* :p. Belum terasa sakit, dokter Seno sudah mengeluarkan lagi tangannya & mengetahui hasilnya. Ternyata masih bukaan 1. Woooottt? Yang pertama bukaan 4, lalu 2, kemudian berubah lagi jadi 1 ?? Apa pula inii ?? Jadi menurutnya, di dalam vagina itu terdapat lapisan-lapisan, nah kedua suster yang sebelumnya salah menilai lapisan yang sebetulnya, yang akan menjadi jalan lahir si bayi. Gue langsung meleret, sedih, dan tidak bersemangat, seketika semua hahaa hihii serta taruhan Jco dengan si suster tadi hilang ! Gue pun meminta suami untuk memberi tahu saudara & mertua yang sudah mau datang untuk menundanya hingga nanti sore karena proses kelahiran yang masih lama.

Tidak henti-hentinya gue berkomunikasi dengan si anak, meminta dia untuk membantu proses persalinan kami ini. Gue tau dia pun sedang berjuang sama kerasnya dengan ibunya. Karena itu gue harus tetap tenang, tetap berpikiran positif dan tetap menjalin komunikasi yang baik dengan si anak.

Dokter Seno lalu melihat hasil CTG janin yang sudah 2 x diperiksa sebelumnya, hasilnya tetap tidak akseleratif. Ini dikarenakan olygohydramnion yang gue derita yang sudah disampaikan sebelumnya. Beliau pun menyarankan jika tidak terjadi pembukaan lagi sampai jam 9 pagi, maka akan dilakukan induksi untuk merangsang pembukaan. Waktu itu gue dan suami bersikeras untuk tetap melakukan lahiran normal tanpa embel-embel perangsang. Karena itu kami meminta dokter untuk menunggu hingga jam 11 siang, sekiranya akan ada pembukaan lagi dan tidak perlu dilakukan induksi. Gue optimis. Sangat optimis. Pasti bisa lahiran normal dengan terus mengajak ngobrol anak dalam kandungan untuk segera keluar.

Induksi
Pkl. 08.00
Perut masih saja mules, tapi ngga sesakit sebelumnya. Karena itu gue menyempatkan untuk mandi & berias diri. Semalaman begadang bikin lusuh dan ga enak dipandang, gue juga terbiasa untuk selalu gosok gigi apapun kondisinya, jadi yaudah, meskipun dilarang sama suster, hajaarr ! Papa & Mba Era (adik alm. Mama) sudah datang untuk menemani kami.

Pkl. 11.00
As per deal dengan dokter Seno, jam ini menjadi jam penentu apakah harus diinduksi atau tidak. Proses periksa dalam pun dimulai lagi.. Daaaan.. Pembukaan belum beranjak dari angka 1.. *ngok :(* Opsi induksi pun dilontarkan. Setelah diskusi 4 mata dengan sang suami, dengan mempertimbangkan kondisi bayi di dalam kandungan, akhirnya kami memutuskan untuk diinduksi.

Agak berat mengambil keputusan ini karena tidak pernak terpikir sebelumnya. Gue diminta untuk menandatangi surat pernyataan persetujuan induksi. Setelah administrasi & perlengkapan selesai disiapkan, cairan induksi pun dimasukkan lewat infus. Tidak lama berselang, sakitnya mulai terasa. Perlahan tapi pasti, hingga akhirnya mules terasa hingga 2 menit sekali dengan durasi selama 1 menit. Rasanya sakiiiiiiiiiiiiittttt sekali, seakan-akan semua organ tubuh dalammu akan keluar.

Oh my Gawd ! Mules yang begitu hebatnya terasa, tapi ga sedikit pun jeritan yang gue keluarin atau cakaran dihujamkan pada suami. Sebelum lahiran, gue sering ngebayangin adegan-adegan melahirkan di sinetron yang sampe teriak-teriak dan jambakin suami, dan menjadikannya joke kepada suami serta menakutinya akan melakukan hal yang sama. Tapi beruntunglah ia, karena istrinya sudah mempersiapkan hari dengan baik.

Berbekal membaca dan mendengarkan instrumen hypnobirthing yang rutin dilakukan, serta rajin mengikuti senam hamil, adegan proses melahirkan bak sinetron tidak terjadi. Di kala mules luar biasa yang melanda, gue menarik & melepaskan napas.. Inhale.. Exhale.. Persis seperti yang diajarkan sembari mensugestikan diri bahwa proses ini menyenangkan bukan sebaliknya. Bahwa proses ini tidak sakit sembari memikirkan hal-hal yang menyenangkan.

Di samping tempat tidur, suami & Mba Era setia menemani sambil memegangi tangan dan memijati serta memberikan semangat, sementara papa menunggu di luar, karena ga tega ngeliat anaknya menderita menahan sakit. Gue cuma bisa meringis, ga sedikit pun tangis terurai. Seketika teringat alm. Mama yang dulu juga merasakan ini saat ngelahirin gue.. Huhhuuu, I feel you now mah.. Maaf.. Maaf.. Mba Dista penuh salah :'(




Behind the Scene - Kontraksi Rahim


8 Oktober 2012 - Pkl. 21.00
Kira-kira jam 9 malam, gue ngerasain mules yang lebih 'terasa' daripada sebelumnya. Saat itu Divi sudah tidur dan alih-alih ngebanguninnya karena takut malah bikin panik, gue coba untuk ngitungin frekuensi mules-nya setiap berapa menit sekali. Dibantu dengan blackberry untuk merecord, mules yang gue rasain bermula dari awalnya 10 menit sekali, menjadi konstan 5 menit sekali. Menurut suster di senam hamil tanda-tanda yang gue alamin adalah indikasi mau melahirkan.

8 October 2012 - Pkl. 23.00
Sampe akhirnya cukup yakin, gue coba untuk bangunin divi. Jam kira-kira menunjukan pukul 23.00, kami bersama-sama mencatat frekuensi mules yang gue alamin. Dan karena dibantu suami sebagai asisten pencatat hasilnya lebih akurat serta confirm setiap 5 menit sekali mulesnya dengan durasi sekitar 1 menit. Setelah 1 jam kami berkutat dengan meyakinkan bahwa itu mules lahiran & bukan mules abal-abal :D Kami pun bergegas menuju rumah sakit Carolus. Koper-koper sudah siap siaga di bagasi mobil sejak 2 minggu yang lalu. Ya suami ku itu yang punya ide begitu, jadi rencananya » seandainya kapanpun dan dimanapun gue udah mau lahiran, gue tinggal langsung ke Carolus aja, cuma bawa diri, biar suami ku itu yang nyusul ke rumah sakit lengkap dengan koper dan segala keperluan.


9 Oktober 2012 - 24.30
Sesampainya di Carolus, kami yang sudah pernah survey bagian bersalin, langsung menuju ke sana tanpa kesulitan berarti. Setelah menjelaskan apa yang gue alamin, suster mengkros cek data diri kami. Proses ini ga berlangsung lama, karena gue udah terdaftar sebagai pasien Rs. Carolus. Suster pun segera menyiapkan kamar bersalin dan mempersilahkan gue untuk menempatinya. Serta mengganti baju dengan kemeja kancing depan dan memakai sarung.

USG Fetomaternal

Senin / 8 Oktober 2012

Hari ini gue resmi cuti hamil. Horeee ! Selamat tinggal keriweuhan di kantor.. Selamat datang masa persiapan dan relaksasi menjelang persalinan :D

Hari pertama cuti hamil ini langsung dimanfaatin buat cek USG fetomaternal di RSCM sesuai dengan saran dokter Seno, suami pun ngambil cuti buat nemenin. Kami berencana buat berangkat pagi supaya belum terlalu ramai di sana. Waktu lagi mandi & siap-siap untuk berangkat, keluar flek darah. Karena sudah sering dibahas di pertemuan senam hamil, gue jadi tau kalo itu pertanda mau lahiran. Waah, my thought at that moment, is this the time? Langsung gue kasi tau Divi & kami putusin buat sms dr. Seno. Kata beliau, jangan risaukan flek darah yang keluar & tetap aja ambil USG fetomaternal seperti yang direncanakan. Okelah kalo begitu dok.. We're cuss to RSCM then..

Sesampainya di RSCM. Seperti yang gue bayangin, penuh dengan manusia yang ngantri & bergeletakan di lantai buat sekedar duduk. Keliatannya riweuh sama berantakan sekali. Kalo ga karena bayi dalam perut gue, mendingan kontrol ke Carolus aja deh. Tapi begini-begini, RSCM adalah rumah sakit terlengkap dari segi fasilitas & tenaga medisnya loh, dr. Seno pun mengamini.

Setelah selesai ngurus pendaftaran & asuransi, gue & suami pun langsung menuju bagian USG fetomaternal. Di dalam ruangan itu, sudah banyak wanita- wanita lain juga yang sedang menunggu. Kurang lebih setengah jam, giliran gue pun tiba. Gue diperiksa dengan menggunakan mesin USG oleh seorang ibu dokter yang gue lupa namanya, menurut hasil pemeriksaannya, kandungan gue berumur 34-35 minggu instead of 39 minggu as per dr. Seno dan berat bayi gue 2,3 kg instead of 3,2 kg. Heeks, becanda ni dokter. Jauh bgt dong dari perkiraan & sempet gue menyalahkan dr. Seno yang kurang akurat meriksa kandungan gue. Gue sempet panik tuh, kalo bener masih 35 minggu, runyam dong segala rencana termasuk cuti hamil yang udah gue ambil, bakal lebih lama lagi mondok di rumah tanpa kegiatan pasti yang bisa dilakuin, termasuk ketakutan-ketakutan lain seperti kesehatan anak gue.

Tapi ternyata, sebelum gue bertambah panik, masih ada pemeriksaan lagi buat memastikan sinkronisasi perkiraan dari dr. Seno & hasil yang baru aja diambil tadi. Pemeriksaan selanjutnya adalah CTG, nah jadi perut gue dipasangin semacam stagen gitu dengan kabel-kabel yang menghubungkan dengan mesin pendeteksi detak jantung dan gerakan kontraksi rahim. Hasil pertama diketahui kalo denyut jantung anak gue ga akseleratif, cenderung datar, padahal udah dirangsang dengan membunyikan bel yang ditaroh di perut supaya anak gue 'terbangun' dari tidurnya (probably). Hasilnya tetep sama, ga ada kemajuan berarti. Gue pun disuruh makan dulu biar hasilnya lebih akurat dan kembali lagi segera setelahnya. Tapi setelah diperiksa untuk kedua kalinya. Hasilnya sama, denyut jantung anak gue cenderung datar. Was-was pun melanda :s. Ada apa denganmu, nak :(

Belum sempet dibuat terlalu panik karena hasil ctg tadi. Masih ada pemeriksaan ketiga, kali ini diperiksa lagi dengan USG. Gue masuk ke suatu ruangan, yang didalemnya sudah ada 4 dokter, 1 diantaranya dokter senior, terlihat dari usianya yang agak uzur & memberi petunjuk what other doctors have to do. Ooh, I must have treated by bunch of smart & expert people. Gue pun tenang. Dokter Arya (what a coincidence, I'll give my son that name too), yang tadi juga meriksa gue lwt mesin CTG, memeriksa gue dengan seksama lewat USG. Di situ confirm diketahui kalau usia kandungan gue 39 minggu, berat badan anak gue 3 kg dan indeks air ketuban 7 out of 10. Jadi, dari hasil kontrol 2 hari lalu dengan dr. Seno, indeks air ketuban gue udah berkurang 1. Cepat sekali ya berkurangnya :( Berdasarkan serangkaian  pemeriksaan yang sudah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa : Kelahiran harus dilaksanakan dalam minggu ini !!! Dengan embel-embel (tidak tertulis) : jika tidak mau terjadi apa-apa dengan ibu dan anak. Oohh dear son..

Setelah itu kami konsultasikan hasil second opinion ini ke dr. Seno. Menurut beliau, kami disarankan untuk kembali check up lagi di hari Rabu dan jika belum ada tanda-tanda kehamilan maka terpaksa diinduksi. Waktu beliau udah ngomong begini pun, gue masih optimis banget kalo bakal lahiran normal tanpa embel-embel induksi. What a spirit yah..

Selesai urusan per-kandungan (bahasa apa pula ini? :p ) gue dan suami masih harus lanjut ke toko buku Obor buat beli keperluan misa pemberkatan Kodel (my lil' sista) yang akan nikah di tanggal 17 november nanti. Kebetulan letaknya ga jauh dari RSCM, jadi sekalian lah. Sehabis dari situ, lagi-lagi kami masih harus mengurusi keperluan pernikahan Kodel yaitu membeli hadiah untuk yang menyirami di acara midodareni-nya nanti. Kami pun cuss ke superindo dekat rumah, saat itu waktu sudah menunjukkan sore hari. Segala perlengkapan mandi seperti sikat gigi, sampo, sabun cair, dan body lotion serta wadah untuk menaruhnya gue beli masing-masing 7 buah. Semua dilakuin saat perut sudah segede-gede gaban serta pergerakan yang tidak lagi seaktif dulu, ditambah sakit pinggang yang terus mendera.. Oohh tapi masih sempet-sempetnya yaa..

Sampe di rumah, sudah sekitar jam 7 malam, waktu gue mandi, keluar lagi flek darah disertai dengan mules tak beraturan. I try to stay cool & coba untuk kembali menghubungi dokter Seno lewat sms. Pesan beliau tetap sama seperti sebelumnya, datang di hari Rabu untuk kontrol. Kami pun menurutinya dan mencoba untuk istirahat karena aktifitas seharian yang sudah cukup padat.

 



Hasil CTG detak jantung Mas Arya :(

Behind the Scene - 39 Weeks

Inilah kisah kelahiran itu.. Expect the unexpected, even it's the worst one to get the good result.. Ditulis sebegitu detail dalam beberapa bagian sebagai penawar lupa, agar si mas kecil dapat membacanya suatu saat nanti..

Perjuangan ibu-mu nak.. We've been such a good co-workers since you were in the womb. Keep up our good work dear :*



6 Oktober 2012
Seperti Sabtu Sabtu sebelumnya, gue dan suami udah nongkroning Carolus dari jam 11 siang buat ikut senam hamil. Dari usia kehamilan 32 minggu, ga pernah sekalipun absen ikut senam hamil, krn selain bikin otot-otot kendur & bisa chit chat sama bumil bumil lainnya, juga karena ga mau rugi udah bayar Rp. 150.000 sampai kelahiran. Kalo diitung itung, sekali ikut senam hamil cuma bayar Rp. 18.500 kalo full ikut sampe usia kehamilan 40 minggu.. *Hehe, ogah rugi bgt ya* :p

Senam hamil berlangsung selama satu jam, sehabis itu gue ga langsung pulang, krn harus kontrol kehamilan ke dr. Seno Adjie jam setengah tiga-nya. Hari itu gue & sang suami mutusin buat ke Gramedia Matraman buat sekedar ngabisin waktu. Kebetulan juga mau nyari buku buat ngisi waktu selama cuti kehamilan nanti. Fyi, gue juga udah nyari-nyari kelas scrapbook supaya ga bosan menanti si jabang bayi keluar dari perut. Iyaa segitu takutnya gue cuma berdiam diri aja di rumah dan ga ngelakuin apa-apa !

Gue beli novel Lalita - Ayu Utami & Tea For Two - Clara Ng as per Meida's recommendation. Temen kampus gue yang satu ini gila baca & sastrawati sekali. Jadi gue percaya lah rekomendasi-nya bakalan oke.

6 Oktober 2012 / 14.30 

Seperti kontrol-kontrol sebelumnya, gue sangaaatt confident ketemu si dokter karena ga ada keluhan berarti. Gue malah mikir, masih perlu apa ya gue ke dokter sementara gue & kandungan baik-baik aja. Suer gue mikir ky gini, krn I feel so fine with my condition and my baby. Hehe, calon ibu yg sangat PD & positif yaaa.. *biarin :p*

Tapi kontrol hari itu berbeda dari sebelumnya. Ketika dr. Seno memeriksa kandungan gue dengan USG. Dia melihat ada yang kurang beres dengan jumlah air ketuban yang gue miliki, yaitu 8 dari 10, agak kurang dari indeks normal yang dibutuhin untuk melahirkan. Sebenernya issue air ketuban kurang ini udah ada sejak usia kehamilan 7 bulan. Tapi belum jadi big concern karena jumlahnya ga mengkhawatirkan. Lain halnya dengan minggu ini, karena sudah mendekati waktu kelahiran, air ketuban kurang adalah sesuatu, big concern !! 


Pasalnya, saat mendekati waktu kelahiran, air ketuban ga akan bertambah lagi dan cenderung statis, berkurang kaya kasus gue sekarang. Menurut penjelasan Dokter Seno, air ketuban kurang bisa menyebabkan gerak janin yang ga akseleratif, serta kemungkinan untuk lahir induksi atau bahkan cesar. Dokter Seno yang tau betapa besar keinginan gue untuk normal, ngejelasin hal ini dengan sangat hati-hati. I know he's trying so hard too. Dia pun  menyarankan gue untuk ambil second opinion secepat mungkin yaitu USG fetomaternal di RSCM dengan ditangani oleh dokter ahli di sana. Sempet kecewa krn mendekati lahiran malah ada masalah begini, sampe keluar dari ruangan dokter, air mata gue keluar :'(

Buat gue yang biasa dapet berita yang positif soal kandungan tiap kontrolnya , mendengar penjelasan dokter kali ini, sungguh bikin hati miris. The fact that c-operation is an option, really breaks my heart :( 

Thursday, November 8, 2012

Ours

Inilah penampakan makhluk kecil yang biasanya kami ajak ngomong atau elus-elus. Tidak lagi dibatasi lapisan-lapisan, dia hadir sebagai harta kami yang paling berharga.

•Aryasatya Bisma Pandega•
09/10/2012
Pkl. 16.35
Rs. St. Carolus
Melalui operasi cesar


Buah cinta kami.

♥ Dhiesta & Divi ♥