Thursday, March 15, 2012

The Little Creature of Mine

Ini penampakanmu di minggu ke 9, Nak..
Kaki dan tangan kecilmu mulai terbentuk..
Be strong untuk Ibu ya nak, I'll do the same for you.
Together we can..


Semangat anakku ^.^
Mommy loves youuu..






Speechless [dot] com

Setelah sempat tertunda 2 kali untuk memeriksakan kandungan, akhirnya baru kemarin gue jadi ke dokter. Jam setengah 6 tenggo berangkat dari kantor menuju Rs. Carolus, karena jadwal praktek dokter hari ini cuma sampai jam 7 malam. Karena review orang-orang dokter ini cukup banyak peminatnya, siangnya gue udah tlp dulu untuk pendaftaran & dapet nomor 12.

Sampai di Carolus jam 6 kurang. Gue cukup familiar dengan rumah sakit ini karena dari umur 4 sampai 6 tahun gue cukup banyak menghabiskan waktu di sini. Kebetulan di Carolus ada gereja Katolik. Di sinilah cikal bakal terbentuknya seorang Dhiesta, gue inget waktu pertama kali ikut sekolah minggu di sini. Diajar rohani Katolik dasar oleh suster-suster baik hati dengan diselingi permainan-permainan yang menyenangkan. Makanya gue ngotot mau ngelahirin di sini..

Kurang lebih 3 pasien terlewati, nama gue dipanggil. Tapi gue minta untuk diskip dulu karena menunggu si Divoy yang tak kunjung datang. Jam sudah menunjukkan pukul 7.00 dan pasien terakhir adalah gue, tapi Divoy belum datang juga, akhirnya gue masuk ke dalam ruang dokter sendiri, dengan terlebih dulu janjian sama si Divoy kalau bakal me-record semua percakapan kami.

First impression ketemu Dr. Seno Adjie, gue suka, karena orangnya ga setua yang gue bayangin. Netjes dan gaya, kaya pastor malahan gue pikir hehe.. Gue kasi tau segala keluhan gue, termasuk konsultasi 'antar teman' dengan Mas Ando dan keresahan gue tentang adanya kemungkinan kista. Dia mendengarkan dengan seksama tanpa sedikitpun menginterupsi, dia biarin gue bercerita mengenai research-research gue sebelum bertemu dengannya hari itu. Lalu dia minta gue berbaring di ranjang untuk dicek usg. Sama kaya di Hermina sebelumnya, perut gue seperti diolesi cairan yang berlendir dan segera setelahnya si dokter memeriksa dengan alat bantu-nya. I can see bagian dalam di perut gue di layar. Gue menerka-nerka mana ya kistanya. Gue pun dibuat penasaran dan gemes sekaligus, karena si dokter ga kunjung ngasih hasil, masih tetap mengamati. Sampai akhirnya dia tanya "Ibu terakhir tes urine kapan?" gue jawab, waktu diterima kerja di kantor sekarang dok, tepatnya 1 setengah tahun yang lalu. Trus dia tanya lagi "Ibu cek sebelumnya kapan?", di Hermina, bulan November 2011. Setelah ngasih pertanyaan-pertanyaan itu, si dokter angkat bicara "Ibu hamil ini".........

Gue speechless, sambil air mata menetes deres. Gue meyakinkan ke dokter apa itu benar, dan berulang kali bilang "jangan dulu dok (hamilnya, red)".. Masih dalam keadaan menangis, si dokter menenangkan sambil bertanya kenapa menangis, gue jawab karena kasian anak saya baru ketahuan setelah usia 9 minggu, ibu-nya belum prepare yang terbaik buat dia. Teuteup gue masih menangis meraung-raung. huhuhuuuuuu.. Pas di sini, divoy masuk dan kaget mendapati istrinya menangis tersedu-sedu, tapi juga senang saat tau hasilnya. I was too sensitive at that time. Ga nyangka, ga ngira, ga percaya, campur aduk jadi satu. Semula gue pikir hal yang kurang baik menimpa gue, ternyata sebaliknya, ternyata malah lebih baik. Puji Tuhan

Si dokter bilang, anaknya tumbuh normal dan sehat. Tangan kecilnya sudah mulai terbentuk. Gue sama divoy cuma bisa bertanya seadanya. Karena kami... speechless... sungguh tidak percaya... Dokter menyarankan untuk minum vitamin buat ibu hamil; Cavit-D3 & Folavit 400 mg masing-masing sekali dalam sehari, juga susu Anmum. Dalam sebulan ke depan, gue diharuskan untuk memeriksakan kembali janin dalam rahimku..

Keluar dari ruang dokter. Gue sama divoy ledek-ledekan.. ciyeh yang sebentar lagi bakal jadi ayah dan ibuuu.. Uhhhuuuyyyy... tapi gue tetep mewek.. huhuhuhuhu.. masih ga percaya... Selanjutnya kami berdua mau cari-cari info tentang kehamilan dan menjaga buah hati kami tercinta..

God has been so nice to us. Terima kasih Tuhan untuk hadiah dari-Mu yang tidak terkira ini. You are truly a father of mine. Kecup paling basah untuk-Mu... :*******

Sunday, March 11, 2012

Best Seat

This purple sofa is so puurrfect to be put in my living room. Both hubby and I are dying to take it home.

Huhuuuu, tapi harganya ga nahan.. We have another important things to buy. 1 harga sofa itu bisa buat beli kulkas & meja makan serta 1 sofa lagi malah.

Menjadi dewasa juga berarti mendahulukan kebutuhan daripada keinginan.



Mitra 10, Rp. 6.500.000

Thursday, March 8, 2012

SpOG

Besok rencananya gue mau cek masalah kewanitan & kandungan. Jujur hasil obrolan dengan Mas Ando kemarin lusa sedikit banyak mempengaruhi pikiran & mood. Berharap banget bisa tetap tenang, karena toch diagnosa kemarin belum dikonfirmasi kebenarannya. Seperti yang Mas Ando bilang "Pendapat ini bukanlah pendapat profesionalitas sebagai SpOG, dikarenakan tidak memeriksa dan melihat data secara langsung, adapun pemeriksaan dan kesimpulan dokter Anda dapat berbeda sesuai dengan data dan keilmuannya dengan pendapat saya sebagai teman saat ini via sms/tlp/bbm". --> Statement ini selalu dia lontarkan ke 'pasien-pasien tidak resmi' a.k.a teman-temannya. Tapi pikiran-pikiran buruk tetap datang dan pergi sekeliweran di kepala.

Gue coba cari referensi dokter kandungan yang bagus. Kriteria bagus di sini menurut gue : Dokternya harus qualified, sabar, telaten, responsif menjawab pertanyaan-pertanyaan dari gue yang cenderung bawel ini, dan (kalau bisa) wanita. Kriteria yang terakhir gue pilih karena gue maluuu sama dokter cowo. Iya sih, mereka udah ga perduli sama onderdil pasien-pasiennya, berapa ribu vagina yang udah mereka obok-obok. Tapi kan.. tapi kan.. mereka cowo, gue cewe... Gue ga mau ada perasaan risih saat harus ngebuka bagian badan tertentu saat pemeriksaan, maunya dengan serta merta menyodorkannya ke si dokter. Mari dokter.. sini dokter.. :p *lol*


Gue teliti banget nyari si calon dokter dan ga mau asal dapet aja, karena gue ga pengen berpindah-pindah dokter, biar rekam medisnya jelas, males kan harus kembali menjelaskan dari awal, dan kalau bisa si dokter tsbt nanganin saat gue hamil & hingga melahirkan nanti. Cari-cari review di internet, dokter kandungan yang bagus kebanyakan cowo.. ada satu dokter cewe yang sangat direkomendasikan, tapi Beliau adalah salah satu member di kantor gue. Big No deh! I wont merge personal matters & work.


Hmmm, bingung euy.. gue coba iseng tanya ke sepupu, siapa dokter kandungan buat kedua anak-nya dulu. And he said Dr. Seno Adjie, yang berpraktekk di Rs. Carolus. Langsung gue google, review orang-orang bagus, dia sabar, teliti, pro kelahiran normal, ngisi kolom juga di majalah Ayah Bunda, so I think he has good communication skill. Sepupu gue bilang, waktu ngelahirin dulu, istrinya punya kista dan diangkat bersamaan dengan operasi cesar anaknya. It was a big success, he said. Anak-anaknya pun tumbuh menjadi anak yang sangat sehat, terutama si kakanya, Laras.. ini buktinya, sehaaat bener kan.. hehe.. :



Laras & Bagas - Bicycle time in action

He's highly recommended & I wont put my health ke sembarang dokter. Lagipula jadwal praktek dokter ini sesuai dengan jadwal gue, rumah sakitnya pun cuuss deket bgt dari kantor. Dus, dengan pertimbangan tadi, saya mantap memilih dokter ini. :)

Jadwal praktek Dr. Seno Adjie ;

Rabu : 15.30 - 17.30
Kamis : 17.00 - 19.00
Sabtu : 16.30 - 18.30

Wednesday, March 7, 2012

Program Menjadi Ibu

Waktu awal menikah sama si Divoy, gue punya target untuk (kalo bisa) ga hamil dulu sebelum punya rumah. Ini dengan pertimbangan yang sangat matang, karena jika pada saatnya nanti gue hamil, gue ga mau masih tinggal di rumah ortu or mertua. I want to build my own family without other intervention. Lagipula, jika saatnya nanti gue memasuki fase kehamilan, gue ga mau direpotkan dengan urusan mencari rumah, pembangunan ini dan itu, atau urusan mengisi perabotan rumah tangga, gue mau menikmati setiap proses dalam kehidupan gue dengan bersahaja dan fokus, biar ga gerabag gerubug sementara hasilnya kurang memuaskan. Apalagi menyangkut kehamilan dan melahirkan nantinya. I will put my best efforts for my child, dengan bantuan dan restu Tuhan pastinya :)



Kalau ga ada aral melintang lagi, kami akan pindah akhir bulan Maret ini. Belum banyak perabotan yang akan mengisi, tapi kata Divoy, sebuah kasur, kamar mandi yang sudah berfungsi & sofa keluarga sudah cukup ngebuatnya untuk pindah ke rumah kami. Dan sebagai istri yang penurut, gue pun manggut-manggut setuju.. *Padahal emang udah ga sabar pindah ke rumah baru bersama keluarga kecilku* Yipiii senangnya punya suami yang mau rekoso ^.^.

Oke, karena target mendapat rumah sudah terpenuhi *Big Smile:):)*, gue mau mulai melanjutkan karya penugasan sebagai suami istri yaitu dengan meneruskan keturunan. Sebelumnya gue cuek bebek banget tentang masalah ini. Hubungan suami istri jalan terus, tapi juga ga pernah pakai pengaman. Nah loh, katanya mau ditunda dulu ya, tapi ga pake apa2. Iya, tapi ga hamil juga toch. Awalnya gue mikirnya simple aja , Tuhan mendengar doa dan keinginan gue serta setuju dengan keputusan gue. Jadilah Dia belum ngasih gue anak. That was my first thought. Sampai menstruasi yang ga teratur ga pernah jadi concern gue.

Saat ini, gue udah 5 bulan ga menstruasi, terhitung dari tanggal 17 October 2011 sampai sekarang tanggal 8 Maret 2012. 3 bulan sebelumnya, mens gue juga ga kunjung datang, awalnya gue pikir hamil karena tanda-tanda pendukung yang muncul kaya nafsu makan meningkat, perut & payudara berasa tegang, kadang suka mual & eneg. Akhirnya gue periksain ke RS. hermina, lupaa banget nama dokternya (cos I truly didn't give a shit at that time). Gue di USG & hasilnya negatif ga hamil, gue bersyukur banget, karena emang belum siap & kasian bayiku juga nantinya. Diagnosa dokter waktu itu hormon gue yang ga stabil karena menstruasi yang suka terlambat dan ga teratur. Gue dikasih obat penstabil hormon, lalu selama 3 bulan setelahnya akan dilakukan proses untuk mencapai kehamilan. Reaksi gue waktu itu ; Standar dot com, ga banyak tanya, ga banyak cari info lebih lanjut, bahkan obat dari dokternya ga gue habisin. So careless ya but I stick to my first urge, belum mau hamil dulu. Seminggu setelahnya, gue menstruasi. Dan saat itu, adalah saat terakhir kali gue menstruasi.


Mulai parno dan dorongan yang semakin kuat untuk punya anak, gue coba untuk berkonsultasi dulu dengan suami-nya Putri (One of Luzen), Mas Ando yang baru saja menyelesaikan gelar spesialis dokter kandungannya. Dengan pertimbangan, sebelum ke dokter di rumah sakit nanti, gue mau tau sedikit gambaran tentang apa yang terjadi, biar informasi yang gue serap bisa maksimal, ga cengo & manggut-manggut bego aja. Gue beberin gejala-gejala yang gue alami ke Mas Ando, termasuk itu timbul jerawat & muka berminyak (ini mah kisah lama gue banget ya), berat badan yang naik drastis serta menstruasi yang ga teratur dan lama. Diagnosa dia adalah gue kena PCOS (
Polycystic Ovary Syndrome) .

Dia nyuruh gue buat baca dulu di internet, baru kalau udah selesai, dia akan bantu buat ngejelasin. Gue googling lah tuh PCOS, terdengar sangat tidak familiar di telinga. Paragraf pertama di wikipedia menyatakan bahwa PCOS ini adalah gangguan hormonal yang paling umum yang diderita wanita
(5% -10% dari wanita usia reproduksi (12-45 tahun) - reaksi gue masih tenang. Baris selanjutnya tertulis "diduga menjadi salah satu penyebab utama infertilitas wanita." Langsung meleret (Istilah Jawa; sedih, lesu).

Gue --> :( :( :( :( :(. Penyebabnya ga diketahui secara pasti, tapi yang paling sering terjadi & dominan adalah adanya resistansi insulin sehingga memacu meningkatnya hormon androgen / hormon kelaki-lakian. Gangguan hormonal ini mengakibatkan timbulnya kista ( Scarrryy yyaaa :s ), karena sel telur yang tidak matang dan tidak dikeluarkan. Gue langsung konfirmasi ke Mas Ando, dan jawabannya sungguh sangat melegakan, "PCOS ga membahayakan kok, cuma harus sabar untuk punya anak, dan itu bukan kista besar, tapi kecil, berupa indung telur yang tidak berkembang". Merasa sedikit lebih lega.


Gue disarankan untuk fitnes dan olah raga untuk menurunkan berat badan dan segera memeriksakan ke dokter kandungan. Menurutnya gue juga perlu melakukan USG lewat vagina, hari ke 12 menstruasi buat memastikan ada gangguan ovulasi atau tidak. Syukurnya gue menanggapi semua ini dengan tenang. I try to stay calm, demi menjadi ibu sesungguhnya kelak. Latihan tenang dalam menghadapi masalah dan tetap rasional, demi anakku :'). Proost to my lil children. Yang harus gue lakukan sekarang adalah mencari informasi lebih dalam lagi tentang gangguan ini serta menentukan dokter mana yang akan kami tuju besok. Semoga semuanya dilancarkan sama Gusti Allah.

I said to myself, Tuhan tidak memberikan segalanya semudah membalikkan tangan, agar namaNya terus dimuliakan dan kita semakin mengerti besar kuasaNya. Haleluyaah :)))