Waktu awal menikah sama si Divoy, gue punya target untuk (kalo bisa) ga hamil dulu sebelum punya rumah. Ini dengan pertimbangan yang sangat matang, karena jika pada saatnya nanti gue hamil, gue ga mau masih tinggal di rumah ortu or mertua. I want to build my own family without other intervention. Lagipula, jika saatnya nanti gue memasuki fase kehamilan, gue ga mau direpotkan dengan urusan mencari rumah, pembangunan ini dan itu, atau urusan mengisi perabotan rumah tangga, gue mau menikmati setiap proses dalam kehidupan gue dengan bersahaja dan fokus, biar ga gerabag gerubug sementara hasilnya kurang memuaskan. Apalagi menyangkut kehamilan dan melahirkan nantinya. I will put my best efforts for my child, dengan bantuan dan restu Tuhan pastinya :)
Kalau ga ada aral melintang lagi, kami akan pindah akhir bulan Maret ini. Belum banyak perabotan yang akan mengisi, tapi kata Divoy, sebuah kasur, kamar mandi yang sudah berfungsi & sofa keluarga sudah cukup ngebuatnya untuk pindah ke rumah kami. Dan sebagai istri yang penurut, gue pun manggut-manggut setuju.. *Padahal emang udah ga sabar pindah ke rumah baru bersama keluarga kecilku* Yipiii senangnya punya suami yang mau rekoso ^.^.
Oke, karena target mendapat rumah sudah terpenuhi *Big Smile:):)*, gue mau mulai melanjutkan karya penugasan sebagai suami istri yaitu dengan meneruskan keturunan. Sebelumnya gue cuek bebek banget tentang masalah ini. Hubungan suami istri jalan terus, tapi juga ga pernah pakai pengaman. Nah loh, katanya mau ditunda dulu ya, tapi ga pake apa2. Iya, tapi ga hamil juga toch. Awalnya gue mikirnya simple aja , Tuhan mendengar doa dan keinginan gue serta setuju dengan keputusan gue. Jadilah Dia belum ngasih gue anak. That was my first thought. Sampai menstruasi yang ga teratur ga pernah jadi concern gue.
Saat ini, gue udah 5 bulan ga menstruasi, terhitung dari tanggal 17 October 2011 sampai sekarang tanggal 8 Maret 2012. 3 bulan sebelumnya, mens gue juga ga kunjung datang, awalnya gue pikir hamil karena tanda-tanda pendukung yang muncul kaya nafsu makan meningkat, perut & payudara berasa tegang, kadang suka mual & eneg. Akhirnya gue periksain ke RS. hermina, lupaa banget nama dokternya (cos I truly didn't give a shit at that time). Gue di USG & hasilnya negatif ga hamil, gue bersyukur banget, karena emang belum siap & kasian bayiku juga nantinya. Diagnosa dokter waktu itu hormon gue yang ga stabil karena menstruasi yang suka terlambat dan ga teratur. Gue dikasih obat penstabil hormon, lalu selama 3 bulan setelahnya akan dilakukan proses untuk mencapai kehamilan. Reaksi gue waktu itu ; Standar dot com, ga banyak tanya, ga banyak cari info lebih lanjut, bahkan obat dari dokternya ga gue habisin. So careless ya but I stick to my first urge, belum mau hamil dulu. Seminggu setelahnya, gue menstruasi. Dan saat itu, adalah saat terakhir kali gue menstruasi.
Mulai parno dan dorongan yang semakin kuat untuk punya anak, gue coba untuk berkonsultasi dulu dengan suami-nya Putri (One of Luzen), Mas Ando yang baru saja menyelesaikan gelar spesialis dokter kandungannya. Dengan pertimbangan, sebelum ke dokter di rumah sakit nanti, gue mau tau sedikit gambaran tentang apa yang terjadi, biar informasi yang gue serap bisa maksimal, ga cengo & manggut-manggut bego aja. Gue beberin gejala-gejala yang gue alami ke Mas Ando, termasuk itu timbul jerawat & muka berminyak (ini mah kisah lama gue banget ya), berat badan yang naik drastis serta menstruasi yang ga teratur dan lama. Diagnosa dia adalah gue kena PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) .
Dia nyuruh gue buat baca dulu di internet, baru kalau udah selesai, dia akan bantu buat ngejelasin. Gue googling lah tuh PCOS, terdengar sangat tidak familiar di telinga. Paragraf pertama di wikipedia menyatakan bahwa PCOS ini adalah gangguan hormonal yang paling umum yang diderita wanita (5% -10% dari wanita usia reproduksi (12-45 tahun) - reaksi gue masih tenang. Baris selanjutnya tertulis "diduga menjadi salah satu penyebab utama infertilitas wanita." Langsung meleret (Istilah Jawa; sedih, lesu).
Gue --> :( :( :( :( :(. Penyebabnya ga diketahui secara pasti, tapi yang paling sering terjadi & dominan adalah adanya resistansi insulin sehingga memacu meningkatnya hormon androgen / hormon kelaki-lakian. Gangguan hormonal ini mengakibatkan timbulnya kista ( Scarrryy yyaaa :s ), karena sel telur yang tidak matang dan tidak dikeluarkan. Gue langsung konfirmasi ke Mas Ando, dan jawabannya sungguh sangat melegakan, "PCOS ga membahayakan kok, cuma harus sabar untuk punya anak, dan itu bukan kista besar, tapi kecil, berupa indung telur yang tidak berkembang". Merasa sedikit lebih lega.
Gue disarankan untuk fitnes dan olah raga untuk menurunkan berat badan dan segera memeriksakan ke dokter kandungan. Menurutnya gue juga perlu melakukan USG lewat vagina, hari ke 12 menstruasi buat memastikan ada gangguan ovulasi atau tidak. Syukurnya gue menanggapi semua ini dengan tenang. I try to stay calm, demi menjadi ibu sesungguhnya kelak. Latihan tenang dalam menghadapi masalah dan tetap rasional, demi anakku :'). Proost to my lil children. Yang harus gue lakukan sekarang adalah mencari informasi lebih dalam lagi tentang gangguan ini serta menentukan dokter mana yang akan kami tuju besok. Semoga semuanya dilancarkan sama Gusti Allah.
I said to myself, Tuhan tidak memberikan segalanya semudah membalikkan tangan, agar namaNya terus dimuliakan dan kita semakin mengerti besar kuasaNya. Haleluyaah :)))
Second Seconds
1 week ago
3 comments:
Semoga dirimu baik-baik ajahyak Meis..... And program bikin babynya lannncaaarrr.... Yg penting usaha teruuussss yakkk... Heheheeh....
ayo maaakk.. usaha terus.. kita balapan. eke juga menunggu-nungu nih.
eh klo rumah sudah ditempatin, undang2 kita dong kesono.
anyway, kompor gas eke satu masih nganggur tuh.. beli di gw aja deh, hohoho.. dijual murmer deh. :D
Temannya.. makasih yaa.. semoga bukan apa2 ya yang menimpa diriku.. ayoo dung balapaannn :D
@ Meida : Pasti lah mak ay undang2.. pas buka puasa londo nanti, aku bersedia kok ;)
Post a Comment